Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terus memastikan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) berjalan sukses, aman, dan tepat sasaran di seluruh kabupaten/kota. Untuk diketahui Pemprov NTB menargetkan jumlah SPPG yang terbangun sebanyak 623 dengan 1,85 juta penerima manfaat (anak-anak sekolah, ibu hamil, dan ibu menyusui) dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 29.891 orang.
Dalam pelaksanaannya, terdapat 409 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang telah beroperasi aktif di seluruh NTB. Terdiri atas 402 SPPG mitra swasta dan masyarakat, 4 SPPG di pondok pesantren, 2 SPPG di lingkungan Polri, 1 SPPG di TNI AU, dan 84 SPPG sedang dalam tahapan proses.

SPPG menjadi simpul utama sistem penyediaan pangan MBG yang menghubungkan petani, nelayan, koperasi, dan UMKM dengan sekolah, pondok pesantren, dan posyandu penerima manfaat. Program MBG tidak hanya menjamin gizi masyarakat. Tetapi juga menjadi penggerak ekonomi rakyat dengan menyerap 17.434 tenaga kerja lokal. Sebanyak 1.391 supplier lokal ikut mendukung rantai pasok MBG. Terdiri dari 738 UMKM, 46 koperasi, 6 BUMDes, dan 601 supplier lainnya. Dengan keterlibatan ini, MBG menjadi program yang menumbuhkan ekonomi lokal, memastikan petani, nelayan, peternak, dan pedagang kecil mendapatkan manfaat langsung dari kegiatan Pemerintah.
Pemerintah Prabowo-Gibran secara resmi meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk anak-anak sekolah pada Senin, 6 Januari 2025. Program makan bergizi gratis ini (MBG) menyasar anak usia dini hingga pelajar sekolah menengah atas dan memiliki banyak manfaat positif. Program semacam ini bukan hanya tentang menyediakan makanan, tetapi juga menjadi solusi multidimensi yang membawa manfaat besar dalam berbagai aspek kehidupan. Sedikitnya ada 10 (sepuluh) manfaat utama dari program MBG di sekolah yang telah terbukti secara global, diantaranya :
1. Gizi penerima program akan lebih baik
2. Manfaat kesehatan secara umum
3. Pendidikan anak terhadap makan bergizi
4. Berdampak positif ke masyarakat secara luas dalam hal jaringan pengaman sosial (safety net)
5. Memperkuat sistem pangan
6. Berdampak bagi ekonomi Indonesia
7. Program makan di sekolah menjadi semacam insentif bagi orang tua memasukkan anak ke sekolah
8. Dengan adanya program ini di sekolah, maka orang tua dapat menggunakan dana untuk keperluan penting lainnya di rumah tangga
9. Pada keadaan tertentu, program ini akan mencegah perkawinan di bawah umur, karena dengan adanya program tersebut anak-anak perempuan jadi lebih cenderung masuk sekolah. Ini dimaksud dengan ‘School meals empower girls’
10. Jika sumber makan bergizi gratis dari lingkungan sekitar, maka itu dapat menghidupkan sistem ekonomi lokal dan ini disebut sebagai ‘home-grown school feeding’

